Bismillah, alhamdulillah, sholawat dan salam kepada nabi muhammad shallallahu alahi wa sallam
Pada hari ahad 23 rabiul awal 1442 hijriah atau 6 desember 2020 waktu siang menjelang ashar, saya temani ibu jalan-jalan sejenak untuk menghilangkan sedikit kejenuhannya di rumah. kami berangkat menggunakan sepeda motor, tak lupa anak pertama saya nauroh juga pengen ikut. kami berangkat ke salah satu tempat yg dulu ketika beliau masih muda mengais rezeki untuk kami anak-anaknya agar bisa bertahan hidup dan bisa bersekolah
ibu dan ayah merantau dari pariaman sumbar langsung ke dumai, ketika itu saya masih berumur 4 tahun dan kakak 6 tahun, adapun abang regi tinggal bersama kakek dan nenek di pariaman, selebihnya 4 adik lahir di dumai kota perantauan.
Apa itu Ngaleh Babelok ?
Berdagang memang hampir mayoritas orang minang geluti, termasuk orangtua saya dan kami pun sudah dibiasakan berdagang sejak sd udah diajak ikut menemani, salah satunya dengan cara ngaleh babelok. ngaleh babelok artinya berdagangan berbelok, maksudnya mendatangi pasar pekanan atau pasar kaget di daerah tertentu. biasanya lokasinya lumayan jauh dari kota, sehingga pedagang dari kota memanfaatkan keadaan untuk menjemput rezeki dari Allah. keberadaan pasar ini juga membantu warga sekitar pasar pekanan dan pelosok yang kebanyakan berkebun untuk memperoleh kebutuhan mereka tanpa harus ke kota, tentunya lebih menghemat waktu mereka dan harga tidak terlalu mahal.
sekarang sudah banyak perubahan, dahulu jalannya tidak semulus sekarang, ketika itu masih jalan tanah dan bisa makin parah keadaannya ketika hujan karna berakibat tanah lembek, tentunya butuh bantuan mobil 4 wd untuk menuju lokasi untuk membawa barang dagangan. oh iya harus hati-hati, karna jika tidak hati-hati, baju bisa berlumur lumpur. namun sekarang sudah jalan beton, alhamdulillah bisa ditempuh hanya 1,5 jam dibawa santai dari kota dumai menuju lokasi yaitu pasar pekanan simpang pulai kelurahan tanjung penyembal, kecamatan sungai 9.
Ibu Bertemu Temannya yang masih berdagang
setelah 1 jam kurang 30 menit, alhamdulillah kami sampai di pasar simpang pulai beberapa menit sebelum azan ashar. ketika itu salah satu teman ibu yang dulu sama-sama berdagang masih mengingat ibu dan menyapa. saling bertanya kabar dan obrolan santai sejenak karna azan ashar telah berkumandang. alhamdulillah, ada raut senang yang saya perhatikan di wajah ibu tatkala bertemu salah satu temannya.
setelah sholat ashar di masjid al falah dan duduk sejenak, kami lanjutkan perjalanan pulang ke arah kota dan singgah sebentar sebelum ke rumah ke toko bakso sukajadi, berada di jalan sukajadi kota dumai yang sejak dulu ibu ngaleh babelok masih ada hingga sekarang dan tidak banyak perubahan, dahulu ketika kami kecil juga dibelikan bakso dan es campur untuk kami anak-anaknya.
sejak saya tamat smkn2 dumai, ibu tak lagi berjualan. salah satu sebabnya dikarenakan harus mengurus adik perempuan bernama tika kelas 6 sd anak ke 7 dari 8 bersaudara. ketika itu sakit sehingga harus banyak menyita waktu ibu untuk mengurusnya selama 1 tahun dan takdir Allah alqadir yang terbaik, adik mendahului kami menemui Allah arrahman dan meninggalkan dunia fana, semoga husnul khotimah dan semoga kita bertemu kembali di jannahNYA, amin ya robby.
sebelumnya anak ibu yang pertama, kakak desi juga telah meninggal dunia ketika masih kecil. beliau di kubur di kampung kampani pariaman sumbar.
tak lama setelah itu, hitungan bulan. ayah pun memilih berpisah dari ibu, hingga kini masih bersatus janda. alhamdulillah ibu tetap kuat, dan tak lama setelah itu. Allah arrahman kembali menguji ibu dengan sakit adik saya yang ke 6 bernama hendri melki, mengalami sakit lupus selama 2 tahun. kondisi semakin parah, harus rutin cuci darah ke RSUD Dumai dan ke rumah sakit awal bros pekanbaru, beberapa bagian tubuh menghitam, rambut rontok namun adik tetap sabar menjalani ujian yang Allah takdirkan kepadanya dengan tetap berjualan dan melanjutkan kuliah S1 di UIN SUSKA yang tinggal menyelesaikan skripsinya dan yang terpenting tetap sholat. hingga kondisi semakin kritis pada pertengahan tahun 2019, dibawalah ke rumah sakit awal bros pekanbaru, disanalah ajal menjemput setelah 2 hari dirawat perkiraan. malamnya langsung di bawa kedumai, esok menjelang dzhuhur dikubur diperkuburan persatuaan pariaman di pattimura, makam tika ndak jauh dari makam melki
melki banyak membantu memenuhi kebutuhan hidup ibu, semoga sakit yang dialami sebagai penggugur dosan dan semoga husnul khatimah adik ku hendri melki yuanda rahimahullah
semoga kebaikannya dan kesabaran ibu dibalas Allah arrahman berlipat ganda. amin ya robby
ibu saya dan anak pertama saya (cucu ke 4 dari 7 cucunya) |
Nasehat Ini terkhusus untuk diri sendiri
pada cerita singkat diatas, timbul perasaan ingin berbagi faedah bukan tujuan lain. karna teman teman pembaca, saya yakin ada yg lebih baik dalam berbakti kepada orang tuanya. disini saya mengingatkan diri saya pribadi secara khusus.
Sungguh Jasa ibu tidak bisa dibalas walau harus bercucuran darah sekali pun.
setinggi apapun ilmu, jabatan dan gelar yg kita miliki maka tetaplah merendah kepada nya walau dia tak tamat sd.
Sebanyak apapun harta yg dikeluarkan untuk menyantuni nya maka sungguh tak sebanding dengan kebaikannya sedikitpun.
Mari kita berbakti kepada orang tua kita sesuai kapasitas kemampuan kita, Karna Berbakti kepada ibu adalah salah satu pintu syurga yg tak boleh di sia-siakan, jika tak mampu bahagiakan dengan materi maka minimal dengan tidak menyakiti hatinya.
Kenalkan anak-anak kita kakek dan neneknya, terutama ibu yang telah melahirkan ayahnya dan ibunya
tunjukkan bakti kita kepada kakek neneknya agar si anak (cucu mereka) mengcopy apa yg dilakukan orangtuanya agar kelak diterapkan nya di masa depan.
لا يشكر الله من لا يشكر الناس
Tidaklah bersyukur kepada Allah orang yang tidak bersyukur kepada kebaikan manusia. Hr. Ahmad dan abu daud
Ya Allah arrozzaq, lapangkan rezeki kami dan waktu kami serta sehatkan badan kami agar bisa terus berbakti kepada orangtua kami yang engkau amanahkan kepada kami
Ya Allah alqadir allatif, jadikan kami anak-anak yg pandai bersyukur atas nikmatMu dan berbakti kepada kedua orangtua. Amin ya robbana.
Ditulis oleh atri yuanda bin mahyudin elbariamany
Tidak ada komentar: