kenapa jadi guru ?
- mengulang ilmu
- bermanfaat bagi umat
- menyalurkan ilmu
- agar menjadi sebab mendapatkan ampunan
- kewajiban
- ibadah = pahala (pelajaran umum jika diniatkan pahala maka dapat pahala, terlebih jika yang diajarkan ilmu agama)
- ikut jejak nabi dan rasul karna mereka adalah guru
- dll
metode pendidikan rabbani
1. keteladanan
Perbedaan utamanya adalah verbal berfokus pada kata-kata yang diucapkan atau ditulis, vokal berfokus pada cara suara itu diucapkan (intonasi, volume, kecepatan), dan visual berfokus pada elemen yang dapat dilihat seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan materi grafis. Masing-masing elemen ini berkontribusi secara berbeda dalam cara pesan disampaikan: verbal 7%, vokal 38%, dan visual 55% menurut analisis seperti yang dikemukakan oleh Albert Mehrabian.
hadist nabi itu banyak dihafal karna nabi bicara pelan, jelas, membawa perasaan dan terkadang mengulang, gerakannya juga mudah dipahami.
guru harus melatih verbal, vocal, visual
(visual harus sesuai dengan verbal seorang guru)
sudah fitrah manusia lebih condong menerima pelajaran berupa visual
guru lebih banyak gerak, adapun duduk untuk muqaddimah saja agar anak lebih banyak menggunakan visual untuk menghindari anak ngantuk atau disibukkan dengan yg lain
2. bertahap
(mengajar sesuai level usia dan kemampuan, kuliah di arab saudi pakai modul bukan kitab turats walaupun anak itu pintar)
3. lemah lembut & kasih sayang
(tidak boleh kasar, marah, main pukul), berbeda dengan bela diri maka harus safety dan hindari mematahkan tulang, membekas, kepala dan daerah vital)
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal. QS. Ali Imran 159
tetap berusaha sabar mengajar karna anak kita tidak seperti abu lahab, firaun dll
ٱذۡهَبَاۤ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ (43) فَقُولَا لَهُۥ قَوۡلࣰا لَّیِّنࣰا لَّعَلَّهُۥ یَتَذَكَّرُ أَوۡ یَخۡشَىٰ (44)
Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, karena dia benar-benar telah melampaui batas; Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”[Surat Tha-Ha: 43-44]
niatkan agar mereka dapat hidayah
لَأنْ يهديَ اللهُ بكَ رجُلًا واحدًا خيرٌ لكَ مِن أنْ يكونَ لكَ حُمْرُ النَّعَمِ
seandainya 1 orang mendapat hidayah Allah melalui perantara anda maka itu lebih baik bagimu daripada onta merah (benda yang berharga di zaman itu)
hukuman itu hanya wasilah bukan tujuan (qoyah)
tahzir itu wasilah bukan tujuan, jika tahzir makin memperburuk keadaan maka tidak boleh dilakukan tahzir
hikmah itu menyesuaikan dengan kondisi masyarakat, jika di pondok 1 rakaat 1 halaman maka dikurangi menjadi setengah misalnya
إذا صلى أحدكم بالناس فليخفف، فإن منهم الضعيف والسقيم والكبير، وإذا صلى أحدكم لنفسه فليطول ما شاء) رواه البخاري
jika salah seorang dari kaliah menjadi imam shalat maka ringankanlah, karna diantara jamaah ada orang lemah, sakit, tua, dan jika salah seorang dari kalian shalat sendirian maka panjangkanlah sesukanya. hr. bukhari
utamakan mencegah mudhorot atau menimbulkan fitnah
درء المفاسد مقدم من جلب المصالح
mencegah kerusakan lebih didahulukan daripada mendapatkan kebaikan
4. dialog dan tanya jawab
5. kisah, Al-Qur’an terbagi 3 : tauhid, syariat dan kisah. kisah terbanyak tentang nabi musa
6. contoh praktek
7. pengulangan dan penegasan (seperti surat arrahman ayat yg diulang 31 kali, surat alqamar 6x)
8. reward dan motivasi (kasih ucapan baik bentuk apresiasi, doakan, beri hadiah)
9. teguran halus dan hikmah
10. memanggil nama dan sentuhan sayang (usahakan hafal nama anak)
karakter seorang guru
- ikhlas dalam mengajar ilmu
- mengamalkan ilmu
- bersikap tawadhu dan tidak sombong
- memperhatikan perkembangan murid secara bertahap
- mendoakan murid dan memperhatikan kemaslahatan mereka
- adil dan tidak memihak
- menjaga akhlak, wibawa, dan kehormatan ilmu
- memotivasi dan menumbuhkan semangat belajar
- menanamkan kedisiplinan dan ketegasan berlandaskan adab
- mengasah potensi Dan bakat santri
- menjaga akhlak dan wara (tidak gampang mengambil dunia)
- doa dan tawakal dalam mendidik
catatan dari workshop menjadi guru rabbani yang disampaikan ustadz Dr. Ali Mustafa dengan sedikit tambahan dari referensi lain


