wudhu sesuai sunnah nabi shallallahu alahi wa sallam. namun sebelum berwudhu, ada beberapa perkara yang dianjurkan untuk diperhatikan dan dilakukan.
لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك مع كل وضوء – أخرجه مالك, وأحمد, والنسائي, وصححه ابن خزيمة.
2. Hendaklah qadha hajat ke toilet jika terasa mau BAB atau BAK, karena menahan kentut/kencing/BAB adalah makruh ketika shalat karena dapat memecah kekhusukan.
hindari kentut ketika shalat berjamaah karena suara kentut atau baunya dapat mengganggu kekhusukan jamaah shalat, kecuali tidak sengaja. semoga Allah alqafur ampuni.
وَءَاتِ ذَا ٱلۡقُرۡبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلۡمِسۡكِینَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِیلِ وَلَا تُبَذِّرۡ تَبۡذِیرًا o إِنَّ ٱلۡمُبَذِّرِینَ كَانُوۤا۟ إِخۡوَ ٰنَ ٱلشَّیَـٰطِینِۖ وَكَانَ ٱلشَّیۡطَـٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورࣰا
4. setiap anggota wudhu yang dibasuh, dilakukan 1 kali dan maksimal 3 kali. adapun mengusap kepala dan telinga hanya sekali saja.
5. membasuh anggota wudhu didahulukan yang kanan lalu yang kiri.
عن عائشة رضي الله عنها قالت: (كان النبي صلى الله عليه وسلم يُعجِبه التيمُّن في تنعُّله وترجُّله وطهوره، وفي شأنه كلِّه)؛ متفق عليه.
6. memotong kuku yang telah panjang
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: “الْفِطْرَةُ خَمْسٌ أَوْ خَمْسٌ مِنَ الْفِطْرَةِ الْخِتَانُ، وَالاِسْتِحْدَادُ، وَتَقْلِيمُ الأَظْفَارِ، وَنَتْفُ الإِبِطِ، وَقَصُّ الشَّارِبِ”.
7. sebelum berwudhu membersihkan anggota badan jika terkena najis atau cat atau lainnya yang dapat menghalangi tercapainya air ke pori kulit.
8. Shalat tidak sah jika tidak berwudhu terlebih dahulu
(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِذَا قُمۡتُمۡ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ فَٱغۡسِلُوا۟ وُجُوهَكُمۡ وَأَیۡدِیَكُمۡ إِلَى ٱلۡمَرَافِقِ وَٱمۡسَحُوا۟ بِرُءُوسِكُمۡ وَأَرۡجُلَكُمۡ إِلَى ٱلۡكَعۡبَیۡنِۚ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki……. QS. Almaidah: 6
لا تُقبَلُ صلاةُ مَن أَحدَثَ حتَّى يَتوضَّأَ
(فَتَعَـٰلَى ٱللَّهُ ٱلۡمَلِكُ ٱلۡحَقُّۗ وَلَا تَعۡجَلۡ بِٱلۡقُرۡءَانِ مِن قَبۡلِ أَن یُقۡضَىٰۤ إِلَیۡكَ وَحۡیُهُۥۖ وَقُل رَّبِّ زِدۡنِی عِلۡمࣰا)
Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-Qur`ān sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.” Surat Tha-Ha 114
Tahapan wudhu sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu alahi wa salam
1. Berniat
semua amalan harus didahului oleh niat, tujuannya untuk membedakan niat karena allah taala atau selain Allah dan unttuk membedakan amalan satu dengan lainnya dan niat amalan hati bukan lisan, cukup dihati saja dan tidak ada lafadz khusus niat wudhu
2. Membaca Bismillah
قول النبي صلى الله عليه وسلم : ( لا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرْ اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ ) روه الترمذي (25)
Sabda nabi shalallahu alaihi wa salam “tidak ada wudhu kepada orang yang belum mengucapkan bismillah”. HR. Ahmad
3. membasuh kedua telapak Tangan. dimulai dari ujung jari hingga pergelangan tangan
4. air dimasukkan ke dalam mulut dan hidung bersamaan. berkumur lalu dibuang airnya dan membersihkan lubang hidung dengan jari sambil didorong dengan tiupan udara keluar dari hidung
5. membasuh wajah dan menyela jenggot jika tumbuh. batas wajah dari pinggir rambut hingga dagu
6. membasuh kedua tangan dari siku hingga pergelangan tangan
7. mengusap rambut kepala dan telinga dengan sedikit air dari atas kepala sampai pundak leher belakang lalu dikembalikan ke kepala atas kemudian memasukkan jari ke 2 telinga sambil memutari kelopak telinga untuk dibersihkan dengan lembut.
8. membasuh kedua kaki dengan menyela-nyela jari hingga lewat mata kaki
عن حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رضي الله عنه دَعَا بوَضُوءٍ. فَتَوَضَّأَ. فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ. ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ. ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ. ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ. ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذلِكَ. ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ. ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ. ثُمَّ غَسَلَ الْيُسْرَى مِثْلَ ذٰلِكَ. ثُمَّ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللّهِ صلى الله عليه وسلم تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هذَا. ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللّهِ صلى الله عليه وسلم: “مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هذَا، ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ، لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ”.
روى مسلم (234) عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ( مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ أَوْ فَيُسْبِغُ الْوَضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ : أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، إِلا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ ) رواه مسلم (234) .
أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Dalam riwayat At-Tirmidzi terdapat tambahan dan di komentari lemah oleh alhafidz Ibnu Hajar rahimahullah namun di oleh Syaikh Albani rahimahullah di shahihkan. Dalam hal ini ada khilaf ulama hadits dan perkara ini kembali kepada pembaca mau mencukupkan dengan riwayat Muslim atau disertai tambahan dari riwayat At-Tirmidzi.

